Tugas Perekonomian Indonesia- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2012-2014


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2012 Mencapai 6.23 %

"Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49 persen. Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81 persen.
Besaran PDB Indonesia tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.241,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.618,1 triliun.

Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2012 dibandingkan dengan triwulan III-2012 (q-to-q) turun sebesar 1,45 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,11 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,81 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa 2,01 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 1,25 persen. Sementara, Komponen Impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen.
Pada tahun 2012, PDB (harga berlaku) digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 54,56 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,89 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik 33,16 persen, Komponen Ekspor 24,26 persen dan Komponen Impor 25,81 persen.
PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp33,3 juta (US$3.562,6), meningkat dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2011 yang mencapai Rp30,4 juta (US$3.498,2).
57,51 persen dari PDB triwulan IV-2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperankan oleh luar Jawa.



Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2013 Mencapai 5.78% Persen

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen.

Kepala BPS, Suryamin, mengatakan membaiknya perekonomian beberapa Negara terutama Amerika Serikat dan China juga berdampak pada perekonomian Indonesia yang turut membaik. “Artinya ekonomi global berdampak pada perekonomian Indonesia, terutama untuk ekspor dan untuk beberapa sektor yang lain seperti wisatawan mancanegara juga sudah menunjukan peningkatan yang berarti,” ujarnya dalam jumpa pers digedung BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2014).
 Lebih lanjut ia mengatakan semua sektor ekonomi pada 2013 ini mengalami pertumbuhan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 10,19 persen, dan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian 1,34 persen.
Sementara untuk sektor yang berkontribusi  besar pada pertumbuhan ekonomi 2013 adalah sektor Industri pengolahan dengan sumber pertumbuhan sebesar 1,42 persen dan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi. “Masing-masing memberikan sumber pertumbuhan masing-masing 1,07 persen dan 1,03 persen,” ujarnya.
 BPS juga mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2013 tumbuh sebesar 5,72 persen. Namun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, pencapaiannya  melambat sebesar 1,42 persen.
 “Kuartal IV sedikit menunjukan penurunan 1,42 persen. Memang pada kuartal IV ini berdasarkan pengalaman kuartal III memang selalu lebih bagus dari kuartal IV untuk setiap tahunnya,”  tuturnya.
 Penurunan pertumbuhan di kuartal IV ini disebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 22,84 persen karena siklus musiman. Dan sektor-sektor lainnya mengalami pertumbuhan yang positif.
 Menurut Kepala BPS, secara keseluruhan pengeluaran struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 5,28 persen, pengeluaran komsumsi pemerintah mencapai 4,87 persen,  investasi sebesar 4,71 persen, ekspor menyumbang 5,30 persen dan impor sebesar 1,21 persen.
 “Pengeluaran komsumsi pemerintah memang meningkat terus sejalan dengan peningkatan pembagunan infrastruktur, termasuk pemberian bantuan-bantuan diantaranya yaitu BLSM, raskin, Bos yang nilainya juga ditingkatkan sehingga pertumbuhannya meningkat ,” ujarnya.


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2014 Mencapai 5.02% Persen

  • Perekonomian Indonesia tahun 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 10 542,7 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp41,8 juta atau US$3,531.5.
  • Ekonomi Indonesia tahun 2014 tumbuh 5,02 persen melambat dibanding tahun 2013 sebesar 5,58 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,02 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 12,43 persen.
  • Ekonomi Indonesia triwulan IV-2014 bila dibandingkan triwulan IV-2013 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,01 persen melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,61 persen.
  • Ekonomi Indonesia triwulan IV-2014 mengalami kontraksi 2,06 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang kontraksi 22,44 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh penurunan Ekspor neto.
  • Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 didorong oleh aktivitas perekonomian di Pulau Jawa yang tumbuh 5,59 persen dan Pulau Sumatera sebesar 4,66 persen.
Berikut merupaka gambar grafik pertumbuhan Ekonomi Indonesia dari tahun 2010-2014
Description: http://macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/01-gdp.png


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Soal ESSAY tentang Hak Cipta, Hak Paten dan Merk Dagang

MAKALAH "HAK CIPTA, HAK PATEN DAN MEREK DAGANG"

Tulisan 3 Kasus Pelanggaran Hak Dagang